Feeds:
Posts
Comments

Archive for October, 2009

Berikut dua photo kenangan 38 tahun silam dari PakDhe-PakDhe Angakatan 1970, seperti yang di-share oleh Wak Surarso Hardjono (70)

"Kalisonggo, Kulonprogo 22 Agustus 1971"

Berdiri (Ka-Ki): Surarso, Manto, Ruskamto,Budi Rochmanto, Herman, Azir, Suwardi Denggung.

Duduk (Ka-Ki): Supriadi .  Sabarman, Pudjo

"Kalisonggo 21 Agustus 1971"Dari Ka-Ki : Saroso , Surarso, Ruskamto (duduk di bawah), Budi Rochmanto lan Pudjo.

Read Full Post »

Saya juga banyak mengucapkan terima kasih kepada para alumni yang kemaren sudah menyempatkan untuk hadir di Syabas Lounge. Akhirnya acara yang digagas sejak pertengahan bulan puasa kemaren bisa dengan lancar terlaksana kemaren jam 11.00 – 15.00. Sungguh acara kumpul-kumpul yang gayeng, regeng, dan penuh kekeluargaan sampe waktu 4 jam serasa masih kurang.

Saya sendiri datang agak sedikit terlambat sampe Mas ND ngirim message ke saya,”loh kok telat?” hehe..maaf sekali. Padahal saya nginep di seberang jalan saja.  Maklum waktu itu saya jalan kaki ke Syabas, sekalian pengen menikmati suasana Jakarta (padahal cuman sa jembatan penyebrangan saja hihi). Paginya Mas Iswahyudi sudah nawarin pengen jemput di Intercontinental, tapi saya milih jalan kaki..lha wong cuman nyebrang jalan wis nyampe. Sewaktu saya masih di penginepan, Mas ND juga menanyakan apa Gus Hen sudah ngubungin saya, soale menurut beliau Gus Hen lupa lokasi Syabas dimana. Saya ngubungin Gus Hen, ternyata beliaunya baru saja nyampe di Cengkareng. Terima kasih banyak Gus Hen jauh-jauh dari Jogja sudah menyempatkan hadir ke Syabas.

Begitu nyampe Syabas Lounge lantai 7, lhadalah lha kok hampir semua pada batikan, sepatonan, wis bener-bener kayak formal gitu..padahal di undangan yang saya sebarkan waktu itu sudah tak wanti-wanti pakaian casual, bebas..mungkin masih dalam suasana euforia setelah UNESCO memastikan bawa batik warisan bangsa Indonesia 2 Oktober kemaren kali yah..Tapi saya juga yang agak kurang sopan dink, yang laen batikan, saya cuman pake kaos n sendalan..maaf-maaf hihi

Saya meliat sekeliling, ternyata nyamikan jajan pasar, gudeg mbarek, sate, buah-buah segar telah tertata rapi dengan sempurna menunggu untuk segera disantap :). Setelah ngobrol sana ngobrol sini, Mas Soe ngampirin saya, dah dik ndang dibuka acarane, dengan tidak mengurangi format informalitasnya. Begitu kata beliau. Ya sudah acara dibuka dengan saling kenal-mengenal..lha wong yang datang itu dari angkatan 60an – 2004, disparitas zona waktu yang sangat jauh..ibarat waktu geologi, yang datang kemaren dari zona waktu jurasic sampe kwarter ada semua hehe..jadi perlu juga saling memperkenalkan diri. Kenal-mengenal urut diawali dari saya sebagai MC dadakan..kemudian dilanjutkan sesuai dengan tempat duduk muter dari kiri ke kanan.

Waktu itu Mbah Otto minta waktu untuk memperkenalkan diri lebih cepat, karena beliau akan ada acara mengajar. Salut sekali kepada Mbah Otto, di tengah-tengah kesibukannya, beliau masih menyempatkan diri untuk ikut kumpul-kumpul, srawung dengan yang lebih muda. Dalam perkenalannya, beliau menceritakan perjuangan dan perjalanan karier beliau sejak masih menjadi mahasiswa hingga  sekarang sampe menjadi salah satu pengajar di United Nation University (cuman ada 20 orang di seluruh dunia, salah satunya ya beliau itu). Pokoknya bangga dan salut mempunya alumni sekaliber Mbah Otto ini.

Karena yang hadir banyak, baru separuh yang mengenalkan diri, PakDhe Ruskamto mengusulkan untuk break dulu..soale perut wis laper juga. Dalam beberapa waktu yang tidak terlalu lama ludeslah hidangan yang ada di meja :)). Setelah acara makan-makan selesai acara dilanjutkan lagi, tapi malah kelupaan untuk melanjutkan perkenalan gelombang berikutnya hehe. Acara dilanjutkan dengan sharing-sharing berbagai hal, mulai dari penggalangan dana gempa padang, dana taktis untuk temen-temen mahasiswa yang sangat membutuhkan (ada 5 nama yang ditampilkan di layar), termasuk mengulas sejarah dongeng geologi dan kumpul geologi. Nah berhubung waktu itu ada Cak Min yang ikut hadir, beliau-nya ta tembak untuk menceritakan dulu-dulunya itu sejarah kayak apa kok sampe ada acara kumpul-kumpul begini.

Cak Min menceritakan dengan singkat dan lugas, awalnya spt apa sampai waktu itu ada acara ngumpul-ngumpul gitu. Beliaunya juga menyarankan untuk tetap melanjutkan acara kumpul2 ini karena belakangan acara serupa secara mlempem lagi ga ada yang mau memotori, lha wong modalnya cuman ngirim undangan dan ngubungin satu orang yang mau jadi pembicara. Mas Singgih memberikan saran untuk mengundang praktisi dari luar geologi, misale ahli ekonomi, dll, yen perlu urunan untuk mendatangkan pembicara itu terus beliaunya disuruh ngajar ato ngasih ceramah di acara kumpul2 itu nanti.

Kemudian ada juga ada sharing2 pengalaman hidup oleh Mas Singgih dan Mas Iswahyudi. Dalam cerita nyata yang disampaikan Mas Singgih, beliau menceritakan kalo kita harus peduli kepada sesama. Beliau menceritakan lebaran kemaren sampe harus mengejar tukang becak di wonogiri sana sekedar untuk minta maaf. Mas Is, juga menceritakan hal yang hampir sama, dengan sedikit catatan, bahwa kita juga harus hati-hati karena tidak semua orang itu mempunyai perasaan yang tulus dan baek. Sharing-sharing berikutnya mengenai ide pembentukan bisnis, penyusunan buku mengenai cekungan sumatra selatan yang disampaikan Mas Singgih dan Mas Soe. Tentu saja ide ini baru ide awal dan masih perlu langkah-langkah selanjutnya. Sak jane waktu itu saya juga pengen menyampaikan ide dan ngajak sapa yang tertarik patungan menjalankan bisnis minimarket di Jogja, tapi ora sido, soale isinn hehe…Klo masih ada yang tertarik tentang hal yang terakhir ini bisa dilanjutkan ngumpulnya di Jogja, terus diobrolin di kedai Mang Engking yukk..(saya di jogja sampe hari kamis ini)

Mas Aris Prima (2003) berkenan sharing mengenai ide pembentukan yayasan alumni yang sudah dimotori temen-temen angkatan 2003, terlepas dari kegiatan-kegiatan serupa yang sudah digalang oleh beberapa alumni di tempat laen.  Dalam kumpul-kumpul kemaren terlontar ide pembentukan yayasan ini ga perlu formal mengingat aspek legalitasnya nanti yang malah bikin ribet. Jadi dibentuk informal saja, yang penting ada yang ngurusi dan aspek transparansinya terjaga. Ide pembentukan “yayasan” ini tentunya masih harus dibicarakan lebih lanjut untuk merumuskan yang terbaik seperti apa.

Acara ditutup dengan photo-photo bersama, kemudian dilanjutkan dengan salam-salaman..Sungguh acara kumpul-kumpul yang gayeng..semoga kita bersama masih diberi kesempatan untuk menghadiri acara kumpul-kumpul berikutnya. Mohon maaf klo ada hal yang keselip dalam cerita saya di atas.

"Kumpul-Kumpul di Syabas Lounge, 4 Oktober 2009"

Salam,

Widodo Nugroho 92

Read Full Post »